loading...
loading...


  1. Ingin bincang sedikit tentang #AgamaTuhan
  2. Ada hal menarik yang menjangkiti kalangan islam liberal. Mereka suka dengan apapun yang baru.
  3. Apapun yang terlihat baru akan mereka anggap revolusioner. Padahal hanya terlihat baru.
  4. Sesuatu yang terlihat baru bisa jadi sebenarnya sama sekali tidak baru, hanya saja kita belum pernah melihatnya atau mendengarnya.
  5. Orang memang mudah akan bingung jika tidak memahami persoalan secara konseptual.
  6. Gambar di atas adalah kasus kebingungan itu 🙂
  7. Sebenarnya ini sama sekali bukan hal baru. Entah sudah berapa kali terdengar retorika seperti ini.
  8. Retorika ini membuat orang bingung semakin bingung. “Mengapa harus berAgama jika tuhan saja tidak berAgama?”
  9. Ujung-ujungnya adalah pluralism Agama. “Kalau Tuhan tidak berAgama, maka Agama manapun sama saja.”
  10. “Buat apa meyakini Agama sendiri paling benar? Toh, Tuhanpun tidak berAgama!” Kurang lebihnya begitu.
  11. Ada juga yang bilang, “saya menyembah Tuhan, bukan menyembah Agama!”.
  12. Konsep pluralismenya John Hick beralih dari “ religion-centredness” ke ”God-centredness.”
  13. Ini cuma sejengkal saja jaraknya dengan paham spiritualisme yang mengatakan: “spiritualism unites, religion divides”.
  14. Singkat cerita, pemikiran ini membawa orang dari keadaan KETIADAAN IZZAH menuju KETIADAAN IMAN.
  15. Retorika-retorika semacam ini cukup berhasil dipropagandakan pada mereka yang tidak punya IZZAH (kebanggaan) sebagai muslim.
  16. Pada akhirnya mereka tidak lagi beriman, atau keimanannya ambigu. Mengaku Muslim, tapi Agama lain dibenarkan juga.
  17. Pangkal persoalannya adalah minimnya pehamaman soal konsep Agama itu sendiri.
  18. Kata “Agama” memang bisa diartikan macam-macam. Sebab bahasa Indonesia tidak mempunyai ‘sistem akar kata’.
  19. Berbeda dengan bahasa arab, dimana setiap kata bisa ditelusuri maknanya dengan memahami akar katanya.
  20. Kita menggunakan “Diin” dalam bahasa arab yang bermakna “Agama”.
  21. Prof. Naquib al-Attas, mengurai makna “Diin” dalam banyak karyanya. Menurut beliau ini penting sekali.
  22. Kata “Diin” jika dirunut akar katanya, memiliki makna seputar “Hutang” dan “Keberhutangan”.
  23. Singkat cerita, menurut al-Attas, perasaan berhutang itulah inti dari berAgama.
  24. Orang yang sudah tidak merasa “berhutang” lagi kepada Allah SWT niscaya tidak bisa dipaksa untuk jalankan ajaran Agama.
  25. Pada hakikatnya, semua yang kita miliki adalah milik Allah SWT. Semuanya akan kembali kepada Allah SWT.
  26. Dengan demikian, apapun yang kita miliki di dunia ini adalah “hutang” kepada Allah SWT.
  27. Tentu saja “hutang” kepada Allah SWTtidak bisa kita lunasi. Sebab, semuanya milik Allah SWT.
  28. Jika kita pun beramal sholeh, maka segala yang kita gunakan untuk beramal sholeh itupun adalah milik Allah SWT.
  29. Jika kita berbuat baik dan bersyukur, Allah SWT malah akan menambah rahmat-Nya. Maka “hutang” kita bertambah lagi.
  30. Dari sinilah kita memahami interaksi cinta. Takut dan harap antara manusia dengan Allah SWT.
  31. Dari uraian singkat di atas, tentu kita akan terheran-heran dengan orang yang bertanya, “Allah SWT itu Agamanya apa?”.
  32. Cukup menjawab, “Allah SWT berhutang pada siapa?” terlihat jelas kontradiksi dari retorika di atas.
  33. Karena Allah SWT tidak berhutang pada siapapun , maka tentu tak ada yang pernah mengatakan Allah SWT berAgama.
  34. Ibadah adalah hal penting yang diajarkan oleh Agama. Apakah Allah SWT beribadah? Tentu tidak.
  35. Kalaupun ada istilah “Agama Allah” (misalnya dalam frase ‘membela Agama Allah’), maknyanya tidak sama.
  36. Kenapa tidak sama? Ya karena Allah SWT tidak sama dengan manusia, atau dengan makhluk apapun.
  37. Dalilnya sudah dihafal semua anak SD: “wa lam yakun lahuu kufuwan ahad!”
  38. Kalau dikatakan “membela Agama Allah”, itu artinya membela Agama yang diridhoi Allah SWT.
  39. Mengapa ada orang kuliah jauh-jauh sampai ke Universitas al-Azhar, kairo, tapi tidak paham masalah semudah ini? Wallaahu a’lam.
  40. Menurut saya, ini semua cuma masalah rendahnya harga diri, berakibat lemahnya kebanggaan sebagai muslim.
  41. Kalau harga diri sudah rendah, apapun yang dibawa orang akan dianggap hebat dan ditiru mentah-mentah.
  42. Bahkan dalam hal ini mengambil konsep dalam sebuah film 😅 (Lihat gambar kedua) 
  43. Bukalah mata, luaskan wawasan. Jangan pelihara perasaan rendah diri, karena kita adalah khalifah Allah SWT di muka bumi.
  44. Tentu kita punya kelemahan, tapi kita pun punya kemampuan untuk belajar. Karena pada akhirnya kita akan bertanggung jawab kepada Allas SWT.
  45. Semoga Allah SWT melindungi kita semua dari kejahilan yang menghinakan. Aamiin.

Post a Comment

Iklan