loading...
loading...
Di antara atom-atom di alam, hanya atom gas mulia yang stabil sedangkan
atom-atom yang lain tidak stabil.
Perhatikan konfigurasi elektron gas mulia berikut ini
Menurut G. N. Lewis konfigurasi elektron atom-atom akan stabil bila
elektron terluarnya/elektron valensinya berjumlah 2 (duplet) atau 8
(oktet). Untuk mencapai keadaan stabil seperti gas mulia, maka atom-atom
lain harus membentuk konfigurasi elektron seperti gas mulia. Caranya dengan
saling melepas dan menangkap elektron atau memakai bersama-sama elektron sehingga atom-atom akan berikatan
secara kimia. Proses pengikatan ini melibatkan elektron yang berada pada
kulit terluar (elektron valensi).
Ikatan kimia dibagi menjadi beberapa macam.
Untuk memudahkan dalam mempelajari ikatan kimia antar-atom dapat digunakan
tanda elektron yang menggambarkan elektron valensi suatu atom. Tanda
elektron yang digunakan berupa tanda titik (-) atau silang (×). Tanda
elektron ini disebut simbol Lewis. Cara penulisan simbol Lewis
adalah sebagai berikut.
- Tuliskan simbol atomnya.
- Tuliskan tanda titik atau silang sesuai jumlah elektron valensi.
- Tempatkan satu titik atau silang untuk setiap atom maksimum 4 pada setiap sisinya (sisi atas, bawah, samping kiri dan kanan), kemudian titik/silang selanjutnya dipasangkan sampai mencapai oktet (8).
Atom-atom unsur segolongan mempunyai simbol Lewis yang sama.
Unsur-unsur logam adalah unsur yang melepas elektron.
Unsur-unsur nonlogam adalah unsur-unsur yang menerima/menangkap elektron.
Unsur logam dapat disebut juga sebagai unsur elektropositif (atom yang kecenderungannya membentuk ion positif) dan unsur nonlogam disebut sebagai unsur elektronegatif (atom yang kecenderungannya membentuk ion negatif).
Perhatikan konfigurasi elektron berikut;
Supaya stabil, atom K melepas 1 elektron dan atom Br yang kekurangan 1 elektron menangkap elektron yang dilepas atom K. Karena atom K telah melepaskan 1 elektron, atom K menjadi bermuatan K+, sebaliknya atom Br menjadi bermuatan Br- karena telah menerima 1 elektron.
K+ + Br- → KBr
Contoh – contoh senyawa ion; NaF, MgCl2, AlBr3, Al2S3, dan sebagainya.
B. IKATAN KOVALEN
Ikatan kovalen (ikatan homopolar) adalah ikatan yang terjadi karena adanya
pemakaian bersama pasangan elektron antar atom nonlogam dengan atom
nonlogam atau antara unsur-unsur yang sama-sama elektronegatif. Untuk menggambarkan bagaimana ikatan kovalen terjadi, digunakan struktur
Lewis.
Dalam pembentukan ikatan kovalen, belum tentu semua elektron valensi digunakan digunakan untuk membentuk pasangan elektron bersama. Pasangan elektron yg digunakan bersama oleh dua atau lebih atom yang berikatan disebut Pasangan Elektron Ikatan (PEI), sedangkan pasangan elektron yang tidak digunakan bersama oleh dua atau lebih atom yang berikatan disebut Pasangan Elektron Bebas (PEB).
Pasangan elektron yang digunakan bermacam-macam jumlahnya, ada yang satu
pasang, dua pasang bahkan tiga pasang. Jadi berdasarkan jenis ikatannya,
ikatan kovalen terbagi menjadi
- Ikatan Kovalen Tunggal ⇒ atom-atom yang berikatan saling menyumbangkan 1 elektron.
- Ikatan Kovalen Rangkap Dua ⇒ atom-atom yang berikatan saling menyumbangkan 2 elektron.
- Ikatan Kovalen Rangkap Tiga ⇒ atom-atom yang berikatan saling menyumbangkan 3 elektron.
- Ikatan Kovalen Koordinasi ⇒ elektron yang dipakai berikatan hanya berasal dari 1 atom.
► Pembentukan Ikatan Kovalen
Perhatikan konfigurasi elektron atom-atom pembentuk molekul CCl4
berikut
Atom C memerlukan 4 elektron untuk mendapatkan susunan konfigurasi elektron
seperti milik Gas Mulia sedangkan setiap atom Cl memerlukan 1 elektron
untuk mempunyai konfigurasi elektron Gas Mulia. Oleh karena itu, setiap
atom C memerlukan 4 atom Cl untuk membentuk senyawa CCl4.
Contoh senyawa kovalen lainnya |
► Pembentukan ikatan kovalen koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi disebut juga ikatan kovalen semipolar. Perhatikan
pembentukan ikatan kovalen koordinasi di bawah ini.
► Kepolaran Ikatan Kovalen
Berikut ini perbedaan ikatan kovalen polar dan nonpolar.
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi antara atom-atom elektronegatif.
Jadi jika atom-atom ini berikatan sedikit banyak akan menimbulkan perbedaan
keelektronegatifan (momen dipol). Dari momen dipol inilah sifat
kepolaran/kenonpolaran muncul. Dan jika semakin besar momen dipol yang dimiliki suatu senyawa maka semakin polar
senyawanya. Nilai keelektronegatifan dapat dilihat dari skala Pauling
Senyawa Halida
|
Perbedaan Keelektronegatifan
|
HF
|
1,7
|
HCl
|
1
|
HBr
|
0,7
|
HI
|
0,4
|
Jika kita ambil contoh HF (senyawa halida yang paling polar), berdasarkan
skala Pauling maka F akan menarik elektron H ke arahnya karena F (3,9)
mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar dari H (2,2).
Selain dengan bantuan skala Pauling, untuk menentukan senyawa kovalen itu polar atau nonpolar dapat menggunakan cara praktis berikut.
► Perbedaan ikatan Ion dan Ikatan Kovalen
C. IKATAN LOGAM
Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk dari atom-atom logam. Ikatan ini
tergolong unik karena kecenderungan atom logam untuk stabil adalah dengan
melepaskan elektron.
Pada ikatan logam elektron-elektron tersebut tidak ada yang menerima.
Berbeda dengan ikatan ion. Karena banyaknya atom logam yang menbentuk suatu
logam, maka akan ada banyak elektron yang membentuk lautan elektron. Lautan elektron ini merupakan elektron-elektron
valensi dari masing-masing atom yang saling tumpah tindih. Masing-masing
elektron valensi dapat bergerak bebas mengelilingi inti atom logam di dalam
logam tersebut, tidak hanya terpaku pada salah satu inti atom.
Elektron-elektron yang bebas bergerak dari satu inti atom ke inti atom yang
lain disebut elektron terdislokalisasi. Gaya tarikan inti
atom-atom logam dengan lautan elektron mengakibatkan terjadinya ikatan logam. Adanya elektron yang dapat bergerak bebas dari satu
atom ke atom yang lain menjadikan logam sebagai penghantar listrik dan
kalor yang baik.
Seperti kristal ion, pukulan atau hantaman dapat menyebabkan struktur
kristal logam juga retak dan bergeser. Tetapi karena lautan elektron mampu
menahan ion-ion positif di tempatnya, logam tidak akan pecah atau tercerai
berai seperti kristal yang berikatan ion. Hal inilah yang menyebabkan logam memiliki sifat ulet; dapat ditempa atau diulur menjadi kawat.
Posting Komentar